|
Abstrak:
ETHOS DUNIA:
JEMBATAN ALTERNATIF DIALOG ANTAR
AGAMA
Khoirun Niam
Freie Universitaet zu Berlin
Dipresentasikan pada Seminar Ilmiah
Populer ke-10 FDIB
Berlin, 6 Mei 2000
Masalah Manusia dan Modernitas
Perdamaian adalah kondisi penting yang
diinginkan oleh setiap orang di dunia ini.
Namun kenyataannya kondisi dunia kita
penuh dengan konflik, sebagai contoh adalah apa yang terjadi di Zimbabwe,
di Timur Tengah, di Maluku, di Aceh dan bahkan di Jakarta sendiri,
di Julu, Philiphina, dan di Irlandia.
Tahun 1993 muncul diskursus baru berkaitan
dengan konflik di dunia yait apa yang disebut dengan The Clash of Zivilization
yang dilansir oleh Samuel P. Huntington. Salah satu yang ia prediksikan
sebagai sumber konflik baru adalah benturan peradaban Barat dan Islam.
Penyebabnya adalah: Pertama, adanya
perbedaan sejarah, bahasa, budaya, tradisi dan yang lebih penting lagi
agama. Kedua, dunia sekarang semakin menyempit. Interaksi antara orang
yang berbeda peradabannya semakin meningkat. Ketiga, proses modernisasi
ekonomi dan perubahan sosial membuat orang atau masyarakat tercerabut dari
identitas lokal.
Di zaman modern ini ada empat sumber
krisis yang dihasilkan oleh Barat: Ilmu pengetahuan, Teknologi, Industri,
Demokrasi.
Dalam keadaan dunia yang sarat akan
konflik ini, Parlemen untuk Agama-agama Dunia memberikan solusi dengan
memunculkan deklarasi bersama tentang Ethos Dunia (etika global).
Ethos Dunia dan Dialog antar
Agama
-
Definisi:
Ethos adalah nilai-nilai moral
yang yang mengarahkan manusia untuk bersikap sedangkan ethik adalah norma
dan aturan dasar yang harus dipegang teguh oleh manusia agar suatu masyarakat
bisa berfungsi.
Ethos dunia adalah konsensus
dasar yang berkaitan dengan nilai-nilai yang sudah ada berupa ukuran yang
tak bisa dirubah dan sikap-sikap bagi individu. Atau dalam bahasa yang
lebih praktis adalah "sikap dasar terhadap kebaikan dan kejahatan dan prinsip-prinsip
dasar untuk melaksanakan sikap itu dalam tindakan".
-
Tujuan: untuk menjalin perdamaian diantara
agama-agama dan untuk mengobati dunia yang mengalami krisis makna, nilai
dan norma
-
Ide dasar: Setiap orang harus diperlakukan
secara manusiawi.
-
Dalam hal ini manusia tidak saja mempunyai
hak dalam hidupnya tetapi mempunyai kewajiban yang harus disadari dan dilakukan,
yaitu:
a. Kewajiban dalam memelihara budaya
tanpa kekerasan dan kekejian dalam semua bentuk kehidupan;
b. Kewajiban dalam memelihara budaya
solidaritas bersama dan adanya keadilan dalam ekonomi;
c. Kewajiban dalam memelihara budaya
tolerant dan kejujuran dalam hidup;
d. Kewajiban dalam memelihara budaya
persamaan derajat dan kerjasama antara laki-laki dan perempuan.
-
Ide dasar ini bersumber pada ajaran
etik agama-agama.
-
Dialog antar agama yang sekarang ini
di Indonesia mengalami masa surut perlu dibuka kembali wacananya melalui
pendekatan etika global.
-
Terkait dengan dialog antar agama Hans
Küng mempunyai pandangan penting: Tidak akan ada perdamaian antar
bangsa kalau tidak ada perdamaian antar agama; Tidak akan ada perdamaian
antar agama kalau tidak ada dialog antar agama.
-
Sementara ini yang berlaku dalam proses
dialog antar agama di Indonesia adalah dialog antar tokoh pemeluk agama.
-
Ada beberapa pola dialog yang dilakukan
oleh para pendukung dialog antar agama: Dialog hidup, dialog aksi, dialog
teologis dan dialog pengalaman keagamaan.
-
Pilihan mana yang paling strategis
dan tepat guna dalam berdialog?
Kelayakan Ide Ethos Dunia
di Indonesia
-
Ide ini layak untuk diterapkan di Indonesia,
dalam rangka menjembatani keragaman etnik dan budaya serta agama yang ada
kearah kesadaran kerjasama dalam rangka memikul tanggung jwab memelihara
perdamaian diantara manusia yang berbeda. Apa lagi dalam kondisi hubungan
antar umat beragama di Indonesia sekarang ini yang mengalami penurunan
yang sangat drastis, dengan adanya konflik antar pemeluk agama di Maluku
yang belum juga reda, maka perlulah dicarikan alternatif untuk membuka
kembali wacana dialog antar agama ini.
-
Dengan harapan masalah-masalah kemanusiaan
yang terjadi, baik berupa pembunuhan, pembakaran rumah, perampasan harta
benda, pengusiran dari kampung halaman dan lain-lain bisa diatasi atau
paling tidak bisa dihentikan. Tidakkah kita sadar bahwa setiap orang ingin
menikmati hidup yang damai antara sesama? Tidakkah kita sadar bahwa setiap
orang merasakan bahwa apa yang kita inginkan dalam hidup ini berupa suatu
kebaikan, kenikmatan, kesejahteraan dan kedamaian, orang lainpun
juga menginginkan demikian? Dan apa yang tidak kita inginkan bahwa orang
lain memperlakukan sesuatu yang tidak enak pada diri kita, orang lain pun
juga menginginkan hal yang serupa? Was du willst, daß man dir
tut, daß tue auch den anderen. Atau sebaliknya Was du nicht
willst, daß man dir tut, daß füg auch keinem anderen zu.
…oo00oo…
. |
|