____  __ ___ 
Logo FDIB
__________ 
 
Berlin, 09.01.1999
 
  Sinopsis: 

Menuangkan Ide ke dalam Bentuk Tulisan 

Ramadhan KH.






Beberapa rekan bertanya, bagaimana supaya bisa lancar menulis. Jawaban saya: tak ada jalan yang paling bagus selain daripada berlatih, dengan cara bagaimana saja, termasuk surat-menyurat dengan teman atau famili. 

Hasil pekerjaan saya sekian buah buku (- di luar artikel-artikel yang pernah tersebar di pelbagai media cetak dan elektronik-), - yang tidak banyak jumlahnya jika dibandingkan dengan pengarang-pengarang kita yang lebih produktif, itu semua hasil latihan. 

Saya tidak banyak membaca teori menulis. Tetapi saya telah berusaha banyak membaca, dan sementara memilih menemukan yang baik-baik, saya membuat catatan, apanya yang terasa baik itu. Kadang-kadang sampai-sampai saya ingin "meniru"-nya.  Tetapi di bidang kesenian, justru malahan kalau ada yang lain daripada yang sudah hadir, tetapi terasa bagus, itulah yang mendapat penghargaan lebih. 

Menulis sajak tentulah lain dibanding dengan menulis roman (novel, biografi, roman biografik, otobiografi, memoar, reportase, essay, naskah ilmu pengetahuan, penelitian, dan mungkin masih ada yang lain. Masing-masing punya cara-caranya sendiri. Ada yang baku, tetapi tidak tertutup bagi cara dan gaya yang baru. 

Saya bergerak di bidang penulisan sajak (-yang tambah hari terasa tambah sulit dan berat buat saya-), roman, cerita pendek, reportase, essay (-yang terasa amat sulit bagi saya-), laporan perjalanan, features. Kesemuanya terasa enak, bagaimana "mood"-nya. 

Jadi wartawan terasa betapa besar faedahnya untuk penulisan-penulisan lainnya, terutama karenanya kita diasah oleh kenyataan dan percakapan dengan pihak lain. 

Wawancara dengan seseorang cepat menambah pengetahuan kita. Dan lebih intim kita berwawancara dengan seseorang, lebih besar kemungkinan kita menimba rahasia hidup, sebab pada dasarnya setiap insan punya rahasianya sendiri. 
.
.

 

 
KEMBALI- --- --